Posts

Hadiah Terindah

Mencintaimu sungguh tak pernah jemu Masih sama seperti dulu Ketika kau hadir di kala hati tak menentu Dan kau mampu menghapus pilu Kau laksana cermin bagiku Untuk selalu berguru Akan pentingnya menambah ilmu Dan perlunya menjaga kebeningan kalbu Mungkin kini kau tak mengerti Tak apa Jalanmu masih sangat panjang Untuk menjadi paham Sungguh tak perlu kau risau Selama teguh iman di hatimu Serta selalu menunduk Dan mendekat pada Rabb-mu

Segala Tentangmu

Bolehkah aku rindu? Sedikit saja Karena sesak di dada Yang tak dapat kuungkapkan Akan selalu kuingat Ketika kita berlarian di ladang Bergembira seolah tak ada beban Atau saat kita bersorak menari gembira diiringi merdunya nyanyian hujan Aku juga ingat Kala kita duduk di teras rumah sore itu Menikmati jagung goreng lezat nomor satu Siapa lagi jika bukan buatan ibu Aku merekam Indahnya bergandengan tangan denganmu Menyusuri jalanan padat Malioboro Di permulaan hari tahun baru Tak kan kulupa sore itu Menantimu di loket rumah sakit Dengan hati luka Dan airmata yang kupaksa membeku Aku menangis pilu Di bawah langit Osaka yang kelabu Berharap segera merangkulmu Di detik akhir yang pasti tak kan terulang Sekarang aku di sini Mengingatmu sembari iri Mengapa kau bergitu akrab bercengkerama dengan Rabb-mu? Ah rupanya kau lebih paham bagaimana bahagia itu berwujud

Menantimu

Duhai kau yang di sana Aku rindu Rindu jugakah dirimu padaku? Ah sungguh tak sabar ingin bersua Sayang, apakah kau rasakan getaran cintaku? Yang kusampaikan lewat doa ke Arsy Yang kusalurkan lewat belaian lembut Yang kuutarakan lewat lisan dan senyum merekah Mungkin pernah ada kesedihan Mungkin pernah ada beban Tapi itu sudah berlalu Seperti masa lalu yang seharusnya dikubur Kini aku bersiap menyambutmu Dengan sepenuh suka cita Dada yang lapang Dan jiwa yang penuh pengharapan

Sampai Kau Tak Sanggup Lagi

Masih ku ingat hari itu Saat kau keluar dari pintu kelas Dengan senyum merekah Dan entah mengapa mataku tertuju pada bajumu Baju kaos putih hampir lusuh Sudah tampak tua dengan banyak lubang di bagian leher Tapi kau melangkah dengan tegap Penuh percaya diri Dan binar mata indah yang tak bisa ku lupa Kala itu aku tahu mungkin kaulah yang ku cari Laki-laki yang sampai hari ini aku berdebar setiap bertemu Teruslah bersamaku, Sayang Sampai Kau lelah Sampai Kau bosan Sampai Kau tak sanggup lagi bertahan

Andai

Andai kau tahu,  Aku selalu jatuh cinta dengan binar matamu Masih sama seperti pertama kali kita bertemu Andai kau tahu, Aku iri dengan membaranya semangatmu Sesuatu yang tak jarang luput dariku Sering kita hanya terdiam Saling menatap tanpa sepatah katapun terucap Mungkin kau pikir itu benci Tapi sungguh itu rasa saling mengasihi Kadang aku banyak tak mengerti Katamu, rasamu, pekikmu Tapi doa'ku tak pernah berhenti Tulus dari dasar kalbu Andai kau tahu, Bahwa aku mencintaimu Selalu